SEJARAH DESA

16 November 2024
Administrator
Dibaca 48 Kali

Nama Desa Muncan, pernah termuat dalam sebuah brosur yang diedarkan pada waktu Karya Manca Walikrama Pura Besakih pada bulan April 1960 antara lain ada juga disebut nama-nama tempat seperti: Desa Kanyuruhan, Baledan, Yeh Patal, Yeh Lenggung, Gunung Tohlangkir, diperkirakan sumber dari nama-nama tersebut dikutif dari Prasasti Jaya Pangus atau Raja Purana Besakih, maka sebutan Nama Desa Mancan, menjadi Muncan, kemungkinan disebabkan peralihan bahasa seperti:

  1. Sebetan menjadi Sibetan,
  2. Manteb menjadi Muntab, demikian pula
  3. Mancan menjadi Munca

Itu menurut nama yang diambil dari prasasti yang termuat, ada pula yang menyebut cerita masyarakat kuno ada seorang Brahmana bernama Ida Gede Padang Rata yang berasal dari Sidemen dulu peseramannya berada disekitar dekat dengan Mata Air yangAirnya jernih dan besar, beliau tinggal dipesraman yang bernama Pesraman Tihying Dadi yang sekarang wilayah tersebut bernama Manik, beliau memberi nama sumber mata air tersebut dengan sebutan nama Yeh Babah, agak keselatan sumber mata air bernama Petung yang berdekatan dengan Pura Subak Ulun Suwi, Mata Air tersebut terhindar dari letusan Gunung Agung yang airnya mengaliri Persawahan di Desa Muncan, selain untuk mengairi sawah dipergunakan juga sebagai air minum/bersih melalui perpipaan sampai kedesa Sangkan Gunung dan Tangkup. Dan disebalah barat Desa Muncan ada sumber Mata Air Besar yang airnya mengalir ke Sungai, Mata Air tersebut yang sampai sekarang ini bernama Mata Air “Kelebut“ masyarakat setempat menyebut konon dulunya mata air tersebut muncrat mungkin nama Desa Muncan berasal dari kata Muncrat yang airnya Muncrat setinggi dengan Pemukiman Penduduk yang ada disebelah Timurnya Mata Air, yang sampai sekarang wilayah yang bersebelahan dengan mata air tersebut, disebut Susut, Konon menurut cerita masyarakat setempat menimbun mata air tersebut dengan material bebatuan disekitarnya sehingga lama kelamaan  tidak Muncrat lagi air tersebut sampai sekarang.

Lebih jauhnya lagi diperhatikan Geografis Desa Muncan dari Kaki Gunung Agung menjurus keselatan yang dibatasi dibagian Timurnya oleh aliran Sungai Tukad Barak dan Yeh Unda, dan dibagian baratnya Desa Pejeng dan Tukad Yeh Telaga Waja. Kedua tepian Sungai ini bertemu/menyampuh dipenghujung selatan Desa Tangkup yaitu wilayahperbatasan Karangasem dengan Klungkung, disebelah Utaranya berdirilah Gunung Agung yang begitu megahnya.

Memperhatikan Penyatur Desa tersebut maka pusatnya disebut Muncan, dengan demikian lengkaplah penataan sebuah Desa,dengan sebutan Nyatur Desa dengan Manca Desa selanjutnya memperhatikan jalan besar yang lebarnya tujuh meter terbentang dari Desa Lebih sampai ke Desa Tangkup.Mengapa disebut demikian dulu masa adat Bali, Desa Muncan pernah mendapat Gelar menjadi Desa Manca yang artinya Wilayah Kekuasaannya lebih kecil dari Kecamatan yang kemudian karena Desa Muncan lebih berkembang, sebutan Gelar Desa Manca tidak lagi, karena Gelar tersebut sudah dipindahkan kedesa Sidemen.

Mengenai kependudukan Desa Muncan yang bersumber pada cerita Rakyat, maka diperkirakan pengungsi dari Lereng Gunung Agung yang tinggal diselatan sampai sekarang bernama Desa Pala Tuwuh yang berarti berasil hidup, kini terkenal dengan sebutan Palak Tubuh ini terletak di utara Pusat Desa, baru Tahun 1920 seorang Pendanda/Pinandita, bernama Pedanda Gede Manduang, di Geria Gunung Biau mengadakan Pembaharuan untuk kesamaan kebiasaan penduduk terutama dibidang Keagamaan dengan sebutan Ungkab.

Kemudian dimasa-masanya berkuasa Ida I Gusti Anglurah Sidemen, diantara keturunan beliau ada yang berpuri/tinggal di bagian selatan Desa Muncan, kemudian beliau memimpin sebuah Pura yang bernama Pura Linjong, dalam pengembangan tata kehidupan ber-Agama, Ida Gede Padang Rata memimpin sebuah Pura yaitu Pura Panti dan Pura Penataran.Selanjutnya sesudah Tahun 1879,I Gusti Nyoman Kebon membuat Jero diselat yang kemudian beliau biseka/bergelar I Gusti Nengah Sibetan diantara keturunan beliau ada yang bernama I Gusti Gede Taman Dimade bersama pengiringnya bermukim di Desa Muncan dan ber-Puri di sebelah Barat Pura Puseh, Kedatangan Tokoh Masyarakat tersebut diatas bersama pengulu dan pemuka masyarakat lalu mengadakan Sabauntuk menata Desa Muncan, dalam Saba tersebut terdapat kesepakatan/musyawarah mufakat membangun menata Desa dan Pura Desa Muncan yang diantaranya berpedoman/berpegangan pada Piteket “Empu Kuturan“ yang berarti Pura Besakih, adapun Piteket tersebut yang tidak bias dilupakan adalah Dewa Nawa Sanga yang diragakan dalam bentuk Arca Sanga (Laki dan Perempuan).

Dalam manifestasinya adalah“Siwa Lingga dan Yoni“ yang diupakara/diupacarai setiap Tahun sekali yaitu pada saat madu masa menjelang Tahun Caka, pada Tileming SasihCetra “Sanga“  ini dibuncingkan (dikawinkan) lengkap dengan Widiwidananya lalu dianyut ke Tukad Telaga Waja, sehingga besoknya pada tanggal Satu Eaicaka Tahun Baru Caka dilakukan Tapa Brata Penyepian, Berdasarkan hasil musyawarah pada saba tersebut diatas maka dibangun Kahyangan Desa (Tiga) yaitu: Pura Puseh, Pra Bale Agung, dan Pura Dalem, disamping Pura-Pura yang dibangun dahulu semuanya dihuyu (pengempon) oleh Krama masyarakat Desa Muncan yang lengkap dengan pengacinya.

Berdasarkan hasil Sabe Gede itu yang dilandasi pada Swaranya Sang Gede, lalu Swara Sang Gede diarcakan dalam sebuah Kulkul Kayu Gede yang berukuran Tinggi 4 Meter dengan garis tengah 0,50 Meter, ini merupakan perujudan masyarakat memulihkan Sang Hyang Iswara dengan pakem moto “Tri Hitha Karana Bhakti“ yang bermakna pengabdian kita, baik buruknya sampai mati bersama.Kulkul tersebut sampai kini masih tetap dikeramatkan dan disuarakan dipukul hanya pada saat-saat penting saja yaitu:Pada Saba/Usaba Gede, permulaan Tahun Caka penutupan Tahun Caka (saat Pabuncingan Arca Sanga) dan saat-saat Genting diluar Kulkul tersebut diabdikan dalam “Lambang Desa Muncan“ dengan kehidupan lainnya dalam masyarakat lembaga Sosial Desa tanggal 4 Januari 1976 yang diprakarsai oleh LSD Muncan di tulis oleh I Wayan Suri.

Selanjutnya mengenai kehidupan beragama atau di Muncan Tata Laksananya diatur dalam sebuah Awig-Awig Desa dan Purana-Purana. Awig-awig Desa Muncan yang pertama disusun pada jamannya Ida Wayan Dangin di Sidemen mengenai pelaksanaan Adat/Pekraman oleh Kelian Desa Adat, diayomi oleh Perbekel dan tentang Pengaci-Aci di Pura Khayangan diselenggarakan/diatur oleh Sapta Pemangku dikordinir oleh Kebayan, dan Kelian Desa Adat dibantu oleh yang disebut Dangka, Ngukuhin, Salahin, Taki dan Ngitutut.Mengenai Pengaci-Aci diambilkan dari hasil Sawah/Tegal/Pelaba Pura dan Swinih aturan Bebanten menurut jenisnya oleh masyarakat.

Demikian sekilas sejarah singkat Desa Muncan yang telah dimusyawarahkan sebagaimana yang tersebut diatas.